Super Bangkok Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses

Super Bangkok Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses



Bongkokjawa- Anda pasti punya hobi bukan sobat, nah jika anda suka atau gemar hobi yang satu ini, maka yangan lewatkan untuk membaca Super Bangkok Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses. Dijamin anda akan mendapatkan pengalaman baru dari setiap apa yang anda baca. Atau anda kurang tertarik dengan hobi tersebut. Temukan alternatif lainya di portal ini. Ikuti dan jangan sampai ketinggalanya.

Artikel Hobi yang lain:


Super Bangkok Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses

Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses

Ada begitu banyak peluang bisnis yang bisa kita kerjakan di rumah, entah untuk bisnis utama ataupun sebagai bisnis sampingan. Salah satu peluang usaha yang perlu kamu coba di rumah adalah budidaya cacing tanah.

Dari sekian banyak peluang usaha budidaya hewan, cacing tanah merupakan salah satu budidaya yang tidak membutuhkan tempat yang luas dan modal besar. Jadi bila kamu hanya memiliki sedikit modal atau tempat yang sempit, bisnis ini masih tetap bisa dijalankan.

Walaupun terlihat sepele, budidaya cacing tanah cukup menjanjikan. Dengan pemeliharaan yang intensif kamu dapat meraup untung besar jika sudah tahu polanya. Terlebih saat ini masih jarang orang yang membudidayakan cacing tanah, sedangkan permintaan pasar cukup tinggi.

Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses

Jika kamu ingin mencoba budidaya cacing tanah, berikut langkah-langkah yang dapat kamu ikuti.

1. Penyiapan Kandang Cacing Tanah

Hal pertama yang harus kita persiapkan sebelum memulai budidaya cacing adalah mempersiapkan kandang untuk tempat penampungan dan pembesaran cacing tanah hingga masa panen.

Kita bisa membuat kandang dari bahan yang murah dan mudah kita dapatkan. Misal dari bahan papan bekas, ijuk, genteng tanah liat, kayu atau bisa juga dari bambu.

Namun jika ingin lebih awet dan tahan lama, sebaiknya buatlah kandang yang permanen dari batu bata atau batako.

Bangunan kandang dibuat terbuka tanpa dinding. Untuk memaksimalkan lahan kita bisa membuat kandang dengan sistem bertingkat dengan membuat rak-rak di setiap kandang yang kita buat.

Agar tidak kesulitan dalam proses pemanenan sebaiknya buatlah kandang dengan lebar hanya sekitar 1 meter saja, sedangkan panjangnya bisa menyesuaikan dengan tempat kita masing-masing.

2. Penyiapan Media Budidaya Cacing Tanah

Media budidaya cacing tanah yang bagus adalah yang mengandung unsur hara tinggi, gembur dan lunak. Media seperti ini bisa kita dapatkan dengan mencampur kompos dengan beberapa bahan organik seperti limbah pertanian atau limbah pasar (sayuran), limbah hasil budidaya jamur, limbah hasil gergajian kayu atau jika ingin lebih praktis lagi kita bisa menggunakan cacahan batang pisang.

Cara membuatnya masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai ketinggian 15 cm. Agar media hidup cacing tanah gembur dan basah tambahkan juga air secukupnya. Aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, tunggu hingga terjadi proses fermentasi secara alami.

Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan.

3. Pengadaan Indukan Cacing Tanah

Tak diragukan lagi memilih bibit indukan cacing tanah merupakan faktor utama dalam kesuksesan budidaya cacing tanah. Dengan memilih bibit unggul berarti memperbesar faktor untuk berhasil dalam budidaya cacing tanah.

Bibit indukan cacing tanah bisa kita dapatkan dengan mencarinya langsung atau bisa juga membeli dari penyedia bibit cacing tanah di sekitar kita. Jika masih skala kecil kita bisa mendapatkan bibit indukan dengan mencari di alam seperti tanah yang gembur, tumpukan sampah yang membusuk atau tempat pembuangan kotoran hewan.

Namun jika kita ingin serius menjadikan budidaya cacing tanah ini menjadi bisnis yang mendatangkan keuntungan, akan lebih baik jika membeli bibit indukan yang ada di pasaran. Selain bisa menghemat waktu dalam mendapatkannya, cacing tanah yang diambil dari alam belum tentu bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.

4. Pembibitan Cacing Tanah

Apabila media pemeliharaan sudah siap kita bisa langsung memasukkan bibit indukan cacing tanah ke dalamnya. Bibit indukan cacing tanah yang sudah kita siapkan tidak langsung dimasukkan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit.

Hal ini dilakukan untuk memastikan cacing tanah cocok dengan media yang kita buat. Jika ternyata cacing tanah tidak cocok bisa dilakukan perbaikan dengan mengganti media dengan yang baru.


Caranya letakkan beberapa ekor cacing tanah di atas media, kemudian amati cacing tanah itu. Bila cacing tanahnya masuk ke dalam media maka sisanya bisa dimasukkan semua.

Ini masih tahap awal, selanjutnya setiap 3 jam sekali amati apakah cacing tanah tersebut ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan kandang. Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan kandang berarti cacing itu cocok dengan media.

Namun jika cacing tanah tersebut tidak cocok mereka akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru atau bisa juga diperbaiki.

Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya berwarna bening. Setelah itu campur lagi dengan kompos, cacahan batang pisang, limbah hasil budidaya jamur atau bisa juga menggunakan limbah hasil gergajian kayu.

5. Pemeliharaan

Agar cacing tanah yang kita budidaya cepat berkembang, tahap pemeliharaan ini harus benar-benar kita perhatikan. Tahap pemeliharaan ini setidaknya ada 2 proses yang dilakukan, yaitu:

a. Pemberian Pakan

Dalam hal makanan, cacing tanah bisa menghabiskan makana seukuran berat badannya. Untuk itu pemberian pakan sebaiknya dilakukan setiap hari sebanyak berat cacing tanah tersebut. Sebagai contoh misal kita membudidayakan 5kg cacing, maka paka yang diberikan seberat 5kg.

Pada umumnya cacing tanah menyukai makanan berupa kotoran hewan ternak baik kotoran sapi, kambing, kelinci maupun ayam, tetapi untuk variasi pakan bisa juga diberikan pakan berupa limbah organik rumah tangga seperti sayuran busuk, nasi basi, limbah buah-buahan yang telah membusuk serta dedaunan busuk.

Pakan yang diberikan terlebih dahulu harus sudah menjadi bubuk atau bubur. Bubur pakan tersebut ditaburkan di atas media secara merata, namun usahakan jangan sampai menutupi seluruh permukaan media.

Untuk mempertahankan kelembaban pakan, kita dapat menutupnya dengan plastik, karung atau bahan lain yang tidak tembus cahaya matahari.

b. Penggantian Media

Media harus diganti jika sudah menjadi tanah/kascing atau jika media tersebut sudah terdapat banyak telur cacing atau kokon. Agar perkembangan lebih cepat, lebih baik telur, anak dan induk cacing ditempatkan di media yang berbeda. Penggantian media bisa dilakukan 2 minggu sekali.

6. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Selama proses budidaya hewan pasti kita akan menemui berbagai hama serta penyakit yang menyerang hewan tersebut. Hal ini juga terjadi pada cacing tanah, hama yang sering menyerang cacing antara lain; semut, kumbang, ayam, burung, kelabang, tikus, ular, kutu dan hewan lainnya. Untuk itu, lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup.

Bahan yang baik digunakan sebagai penutup adalah kawat kasa. Karena selain dapat mencegah dari hama, kawat kasa juga menjamin berlangsungnya proses pergantian udara yang dibutuhkan cacing. Sedangkan untuk pencegahan dari hama semut dapat dilakukan dengan cara memberi air di sekitar kotak pemelihataan.

7. Pemanenan

Dalam memanen cacing, cara yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan alat penerangan seperti lampu petromax, lampu neon, bohlam atau apapun yang terang. Cahaya yang dihasilkan oleh alat penerangan ini akan mengundang cacing untuk berkumpul di atas media, karena cacing sangat sensitif terhadap cahaya. Hal ini akan mempermudah kita saat memanen cacing tersebut.

Bila tidak mau repot menggunakan alat penerangan, kita bisa memanen cacing dengan cara membalikkan media. Cacing biasanya berkumpul di bagian bawah media, jadi dengan membalikkan media kita akan lebih mudah memisahkannya dengan media.

Selain cacing, budidaya cacing tanah juga menghasilkan kascing, yaitu tanah bekas cacing. Biasanya kascing ini berada di permukaan sekitar sarang tempat cacing hidup. Kascing mengandung mikro organisme, mineral anorganik dan bahan organik yang bermanfaat bagi tanaman, sehingga kascing banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Super Bangkok Panduan Budidaya Cacing Tanah Lengkap Hingga Sukses"

Posting Komentar